Sabtu, 06 Oktober 2012

Konsep Interpretative Structural Modeling (ISM)




Interpretative Structural Modeling 
adalah sebuah alat (tool) yang dapat menganalisa dan membantu untuk mengambil keputusan terhadap pemahaman atau ide dalam situasi yang rumit dengan cara mengelompokkan dan membuat link yang tertuang dalam sebuah peta. Proses pembuatan sebuahInterpretive Structural Modeling dapat pula dengan cara mengembangkan pengetahuan perorangan terhadap suatu permasalahan secara menyeluruh yang diambil dari proses diskusi atau sebuah analisa. Gabungan antara pengetahuan terhadap permasalahan yang dianalisa dengan susunan pemahaman terhadap permasalahan merupakan hal yang penting didalam membuat sebuah keputusan. Pengetahuan tersebut yang dibutuhkan dalam mengkomunikasikan sehingga menghasilkan sebuah keputusan yang diinginkan.


Ide dan hubungan antar ide yang tertuang dalam kerangka kerja merupakan persoalan yang dipelajari. Software Interpretive Structural Modeling menjaga ide tersebut berada dalam hubungan antar idenya, serta menjamin ide tersebut bekerja sesuai dengan metodelogi, dan kemudian menjadi informasi untuk membuat peta hubungan. Peta tersebut mengungkapkan konsep yang mendasar serta pola permasalahan kepada pengguna Software Interpretive Structural Modeling, dengan memfasilitasi terhadap analisa yang dilakukan, diskusi dan pengambila keputusan. Teknik penggunaan Interpretive Structural Modeling dapat pula secara manual dengan menuangkannya ke dalam kertas dalam situasi yang tidak terlalu rumit.




Interpretive Structural Modeling berbeda dengan alat (tool) yang digunakan unuk menganalisa suatu masalah, Interpretive Structural Modeling berusaha untuk menjabarkan sebuah situasi sampai menjadi bagian yang terkecil, dan membuat ide menjadi sebuah model dari keadaan yang diteliti. Perseorangan ataupun kelompok dapat menggunakan Interpretive Structural Modeling untuk memahami dan menyelasaikan permasalahan yang rumit.    


Interpretive Structural Modeling menggunakan analisa ide-ide yang dipasangkan untuk mengubah sebuah permasalahan yang rumit, dengan melibatkan beberapa ide-ide sampai terbuat sebuah susunan model hubungan yang mudah untuk dipahami. Model tersebut kemudian digunakan untuk membangun ide-ide dan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Model dapat pula digunakan dalam merencanakan proyek dan berhubungan dengan area khusus dari sebuah masalah. Kelompok pula dapat menggunakanInterpretive Structural Modeling untuk berinteraksi, mempelajari dan menganalisa masalah. Interpretive Structural Modeling merupakan sebuah inklusif alat (tool), dimana tidak melakukan penolakan atau eliminasi terhadap sebuah ide tetapi ide tersebut dibuat links dan dianalisa. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri, dimana ide dan penyelesaian dipahami dan dianalisa secara bersamaan.


Interpretive Structural Modeling mengorganisasi beberapa bagian dari permasalahaan yang rumit, menjadikan model sebagai pengambilan keputusan dan menyederhanakan perencanaan dalam mencari solusi terhadap permasalahan. Interpretive Structural Modeling sangat fleksibel untuk digunakan terhadap masalah yang didalamnya terdapat ratusan element. Tidak ada yang membatasi terhadap tipe cara yang digunakan dalam menganalisa masalah tersebut.

Jumat, 05 Oktober 2012

Tahapan Analisis ISM




Ada lima tahapan dasar di dalam pemikiran, ketika menganalisa suatu permasalahan yang kompleks, yaitu
Ø  Menentukan tujuan yang akan dicapai. Sasaran apa yang akan dicapai, tujuan dan obyek yang akan dituju.
Ø  Menganalisa situasi yang sedang terjadi. Informasi apa yang bisa didapat ? Informasi apa yang dibutuhkan? Seberapa jauh pandangan terhadap situasi yang sedang berlangsung ? (Seberapa benyak kemungkinan data yang dibutuhkan)
Ø  Membuat kemungkinan penyelesaian atau pendekatan terhadap penyelesaian masalah tersebut. Dalam hal ini kita perlu untuk menghasilkan kemungkinan-kemungkinan pendekatan penyelesaian masalah. Proses berfikir yang kreatif, ide-ide yang dianggap buruk akan menghasilkan ide-ide yang cemerlang. Banyaknya pilihan penyelesaian masalah akan memberikan pilihan dalam tahapan pembuatan keputusan.
Ø  Pengembangkan analisa usulan penyelesaian masalah dan keputusan yang akan diambil
Ø  Pengembangan dari kegiatan yang direncanakan untuk mengimplementasikan solusi yang akan diambil terhadap permasalahan yang dihadapi.

VAXO dalam Metode ISM


Pendekatan Interpretive Structural Modeling (ISM) merupakan metode dalam pengambilan keputusan dari situasi yang kompleks dengan menghubungkan dan mengorganisasi ide dalam peta map visual. Ide dasarnya adalah menggunakan ahli yang berpengalaman dan pengetahuan praktis untuk menguraikan sistem yang rumit menjadi beberapa sub-sistem (elemen) dan membangun sebuah model struktural bertingkat. ISM sering digunakan untuk memberikan pemahaman dasar situasi yang kompleks, serta menyusun tindakan untuk memecahkan masalah (Gorvett and Liu, 2007).
Dalam pelaksanaan metode ISM terlebih dahulu dilakukan diskusi dengan para pakar (brainstorming) untuk menjaring ide-ide yang terdiri dari orang-orang yang memahami konsep ISM, mengerti masalah pengembangan wilayah, memiliki keahlian di bidang perindustrian. Dari diskusi mengenai strategi pengembangan industri tersebut diperoleh beberapa ide atau variabel yang akan diolah menggunakan ISM.
Langkah pertama dalam pengolahan ISM adalah membuat Structural Self Interaction Matrix (SSIM), di mana variabelvariabel tersebut dibuat hubungan konstektualnya dengan menjadikan satu variabel i dan variabel j. Selanjutnya adalah membuat reachibility matrix (RM) dengan mengubah V, A, X dan O dengan bilangan 1 dan 0.
Langkah terakhir adalah membuat Canonical Matrix untuk menentukan level melalui iterasi. Setelah tidak ada lagi irisan (intersection), selanjutnya dibuat model yang dihasilkan oleh ISM yang merupakan suatu model untuk memecahkan masalah. Dari model tersebut kemudian nantinya akan dibuat suatu road map pengembangan industri (level).